Pembelajaran Matematika yang menarik dan menyenangkan.
Kelemahan dalam belajar matematika :
- kurang berpikir kritis, prakarsa dan ketelitian
- tekanan pada hafalan, berpegang pada buku dan menerima pelajaran secara pasif
- kurang kesadaran mengenai minat dan bakat
- kurang minat membaca buku
- belajar untuk ujian, mengejar angka dan nilai
di dasari atau tidak kita masih menemui situasi seperti itu di lapangan untuk itu sebagai seorang guru diperlukan strategi pembelajaran untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan :
a. Melakukan pembelajaran matematika yang menarik
Pembelajaran matematika yang menarik dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkatkan pula perhatian dan konsentrasi siswa terhadap pelajaran,sehingga akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar siswa dan membantunya tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajarinya. Beberapa cara untuk menarik belajar siswa antara lain :
- Brain Games
- Memberi tantangan
- Mathmagic
- Bernyanyi
- Cerdas tangkas
- Teka-teki (stimulasi matematika dengan rekreasi matematika.
Selanjutnya pembelajaran yang menarikpun akan dilakukakan, misalnya dengan :
Observasi lingkungan sekitar
Menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar akan sangat menarik minat siswa terhadap materi yang diberikan, selain itu juga melatih cara berpikir siswa. Misalnya untuk menyampaikan materi pengukuran dalam matematika maka siswa kita ajak ke luar kelas atau pembelajaran out door untuk mengukur luas dan keliling kebun, mushola, lapangan parkir, lapanagan bola, dan lainnya. Selain siswa memahami tentang luas dan keliling kita juga dapat melihat bagaimana siswa dapat bersosialisasi dan bekerja dengan team, nilai kerjasama dapat kita tanamkan di sini.
Menggunakan papan bulletin
Guru bisa menunjukkan keterangan yang menarik, cuplikan sejarah dan persoalan teka-teki sebagai sarana pengayaan tentang materi yang sudah diberikan.
Pembelajaran menggunakan alat peraga atau multimedia
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan. Misalnya untuk penyampaian materi bangun ruang, untuk mencari rusuk, sisi, dan titik sudut guru bisa menjelaskan dengan membawa peragav dari kayu seperti balok, kubus, bola, tabung, maupun kereucut dan yang lainnya.
Pembelajaran matematika menggunakan internet
Misalnya pembelajaran dengan menggunakan game dari internet di akhir pembelajaran bisa guru lakuakan ini sehingga pembelajaran berakhir dengan menarik dan menyenangkan.
b. Melakukan pembelajaran matematika yang efektif
Pembelajaran yang menarik saja tidak cukup, karena diperlukan juga pembelajaran yang efektif. Karena kecendertungan yang ada pembelajaran yang menggunakan game atau permainan biasanya memerlukan waktu yang telatif lama, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Untuk itu diperlukan adanya perencanaan pembelajaran yang baik, teratur, disiplin dan konsentrasi serta mampu memotivasi siswa. Hal ini didukung dengan :
A. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik.
RPP yang baik dapat :
- mendokorong partisipasi aktif dari peserta didik
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- Keterkaitan dan keterpaduan
- Menerapkan teknologi informasi dan kjomunikasi.
B. Teratur
Pokok pangkal dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Keteraturan ini harus benar-benar bisa dilakukan sehingga dengan sendirinya akan terbentuk suatu pola kebiasaan sehingga perbuatannya juga akan mempengaruhi pola piker yang sistematik.
C. Disiplin
Disiplin merciptakan kemauan untuk belajar secara teratur, merupakan suatu proses pembentukan watak yang baik, yang akan memberikan hasil yang memuaskan dalam setiap pembelajaran.
D. Konsentrasi
Tanpa konsentrasi maka pembelajaran tidak akan dapat berlangsung secara efektif. Konsentrasi sesungguhnya adalah kebiasaan seseorang yang dapat di latih.
Hal ini bisa dilakukan dengan :
- Sebaikya pada awal pertemuan buatlah kesepakatan tentang tata tertib selama pembelajaran berlangsung. Usulan berasal dari siswa, ditanda tangani oleh seluruh siswa dan ditempelkan di depan kelas. Misalnya tentang aturan dating tepat waktu, ketepatan dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas, dan lainnya.
- Mulai dengan pertanyaan yang menantang
- Kegitaan pembelajaran baik dari pembukaan, kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan sehingga terjadi keselarasan.
- Peraga yang digunakan bisa dibuat sendiri oleh guru dengan bahan yang murah ( barang-barang bekas) dan cepat, namun tetap menarik.
E. Motivasi
Motivasi penting bagi siswa karena bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Sebagai ilustrasi contoh : Archimedes sebagai salah satu ahli matematika yang terkenal pada jaman dahulu(287-212 sebelum masehi), dimana hasil karyanya masih dihargai sebagai hasil yang cemerlang dan penting pada jamannya., dia terkenal dengan penemuan mekanika yaitu metrode Archimedes untuk memompa air, lat pengungkit dan katrol, model pergerakan bintang dengan keakuratan sehingga dapat menjelaskan terjadinya gerhana matahari dan bulan. Mesin peranbg yang membuat takut para tentara romawi (yang juga membuat kematiannya). Baginya semua poenbemuannya hanya merupakan diversifikasi dari hasil main-mainnya dengan geometri, dari tulisannya yang tertinggal dia mengatakan bahwa semua ini adalah untuyk kepentingan penelitian matematika.
Pembelajaran matematika yang membuat siswa terlatih :
Belajar matematika hendaknya diarahkan untuk memberikan bekal kepada siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan baik. Kita juga mengupayakan siswa dapat terlatih dalam menggunakan konsep, menyelesaikan persoalan, dan dapat berpikir kritis, kreatif dan regulasi diri.
Siswa terlatih mengerjakan soal-soal.
Soal-soal diberikan kepada siswa sesuai dengan kemampuannya.Kita bisamengelompokkan siswa ke dalam tiga kelompok : mudah, sedang, dan sulit.Dalam pemberian latihan soal yang mudah dalam bentuk konseptual, soal yang sedang diarahkan ke bentuk aplikatif dan analisa sedangkan soal yang sulit diarahkan ke bentuk problem solving dan nalaria.
Siswa terlatih berfikir kritis, kreatif dan regulasi diri.
Pola piker kritis ditandai dengan akurat dan mencari akurasi, jelas dan minta kejelasan, tetap berpikir terbuka, menuntut jaminan dan responnya tepat.
Pola piker kreatif ditandai dengan terus mencoba dan pantang menyerah, mengerahkan segala usaha, dan menghasilkan sudut pandang baru.
Pola piker regulasi ditandai memantau proses berpikir, menyusun rencana dengan tepat, mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan, merespon umpan balik dengan baik, mengkaji efektifitas tindakan.
Teacher Guide. Majalah Profesional Guru, V.02. edisi 07.08. tahun 2008
METODE SEDERHANA MENGINTEGRASIKAN KTSP ACTIVE LEARNING :
1. Merumuskan ciri khas sekolah
Penentuan ini berdasarkan pada kondisi fisik sekolah (karakteristik siswa, konsumen sekolah, fasilitas yang tersedia), masyarakat sekitar, dan berbagai hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program pembelajaran. Kesemuannya itu harus dicermati, agar diperoleh program yang benar-benar actual.
2. Pengidentifikasian kompetensi
Dengan tersedianya KTSP yang telah dirancang, masih diperlukan penjabaran lebih terinci dan jelas menjadi tujuan-tujuan (indicator) yang dapat diamati dan diukur berdasarkan criteria tertentu.
3. Menentukan alat tolak ukur atas tujuan pembelajaran
Biasa disebut bukti assessmen. Bentuk asesmen ini tidak hanya tertulis. Sebab pendidikan sesungguhnya tidak hanya menilai hasil tetapi juga terutama proses mencapainya. Misal tolak ukurnya dilihat dari sikap ketika pembelajaran berlangsung.
4. Merancang strategi Instruksional dan system pengelolaan kelas.
Diperlukan kreativitas yang tinggi untuk menjabarkan kompetensi tujuan melalui penggunaan active learning.
Misalnya dengan penjelasan yang detail oleh guru dalam menyampaikan poko bahasan. Muylai dari pembukaan, ini biasanya dipakai seorang guru untuk menarik siswa agar dapat fokusdan termotivasi dalam mengikuti inti pembelajaran. Kegiatan inti seorang guru dituntut untuk kreatif menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan peralihan fungsi guru dari fasilitator menjadi mediator, juga menciptakan cooperative learning. Penutup, dipakai untuk menilai sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang sudah diberikan.
5. Menilai rancangan Instruksional
Penilaian dihadapkan pada beberapa aspek, antara lain validitas tujuan, tingkat criteria asesmen, strategi instruksional, dan system pengelolaan.
6. Memperbaiki kembali program
Berdasarkan umpan balik yang diperoleh melalui penilaian yang dilakukan, jika perlu dilakukan beberapa perbaikan dan perubahan.
Kelemahan dalam belajar matematika :
- kurang berpikir kritis, prakarsa dan ketelitian
- tekanan pada hafalan, berpegang pada buku dan menerima pelajaran secara pasif
- kurang kesadaran mengenai minat dan bakat
- kurang minat membaca buku
- belajar untuk ujian, mengejar angka dan nilai
di dasari atau tidak kita masih menemui situasi seperti itu di lapangan untuk itu sebagai seorang guru diperlukan strategi pembelajaran untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan :
a. Melakukan pembelajaran matematika yang menarik
Pembelajaran matematika yang menarik dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkatkan pula perhatian dan konsentrasi siswa terhadap pelajaran,sehingga akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar siswa dan membantunya tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajarinya. Beberapa cara untuk menarik belajar siswa antara lain :
- Brain Games
- Memberi tantangan
- Mathmagic
- Bernyanyi
- Cerdas tangkas
- Teka-teki (stimulasi matematika dengan rekreasi matematika.
Selanjutnya pembelajaran yang menarikpun akan dilakukakan, misalnya dengan :
Observasi lingkungan sekitar
Menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar akan sangat menarik minat siswa terhadap materi yang diberikan, selain itu juga melatih cara berpikir siswa. Misalnya untuk menyampaikan materi pengukuran dalam matematika maka siswa kita ajak ke luar kelas atau pembelajaran out door untuk mengukur luas dan keliling kebun, mushola, lapangan parkir, lapanagan bola, dan lainnya. Selain siswa memahami tentang luas dan keliling kita juga dapat melihat bagaimana siswa dapat bersosialisasi dan bekerja dengan team, nilai kerjasama dapat kita tanamkan di sini.
Menggunakan papan bulletin
Guru bisa menunjukkan keterangan yang menarik, cuplikan sejarah dan persoalan teka-teki sebagai sarana pengayaan tentang materi yang sudah diberikan.
Pembelajaran menggunakan alat peraga atau multimedia
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan. Misalnya untuk penyampaian materi bangun ruang, untuk mencari rusuk, sisi, dan titik sudut guru bisa menjelaskan dengan membawa peragav dari kayu seperti balok, kubus, bola, tabung, maupun kereucut dan yang lainnya.
Pembelajaran matematika menggunakan internet
Misalnya pembelajaran dengan menggunakan game dari internet di akhir pembelajaran bisa guru lakuakan ini sehingga pembelajaran berakhir dengan menarik dan menyenangkan.
b. Melakukan pembelajaran matematika yang efektif
Pembelajaran yang menarik saja tidak cukup, karena diperlukan juga pembelajaran yang efektif. Karena kecendertungan yang ada pembelajaran yang menggunakan game atau permainan biasanya memerlukan waktu yang telatif lama, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Untuk itu diperlukan adanya perencanaan pembelajaran yang baik, teratur, disiplin dan konsentrasi serta mampu memotivasi siswa. Hal ini didukung dengan :
A. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik.
RPP yang baik dapat :
- mendokorong partisipasi aktif dari peserta didik
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- Keterkaitan dan keterpaduan
- Menerapkan teknologi informasi dan kjomunikasi.
B. Teratur
Pokok pangkal dari cara belajar yang baik adalah keteraturan. Keteraturan ini harus benar-benar bisa dilakukan sehingga dengan sendirinya akan terbentuk suatu pola kebiasaan sehingga perbuatannya juga akan mempengaruhi pola piker yang sistematik.
C. Disiplin
Disiplin merciptakan kemauan untuk belajar secara teratur, merupakan suatu proses pembentukan watak yang baik, yang akan memberikan hasil yang memuaskan dalam setiap pembelajaran.
D. Konsentrasi
Tanpa konsentrasi maka pembelajaran tidak akan dapat berlangsung secara efektif. Konsentrasi sesungguhnya adalah kebiasaan seseorang yang dapat di latih.
Hal ini bisa dilakukan dengan :
- Sebaikya pada awal pertemuan buatlah kesepakatan tentang tata tertib selama pembelajaran berlangsung. Usulan berasal dari siswa, ditanda tangani oleh seluruh siswa dan ditempelkan di depan kelas. Misalnya tentang aturan dating tepat waktu, ketepatan dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas, dan lainnya.
- Mulai dengan pertanyaan yang menantang
- Kegitaan pembelajaran baik dari pembukaan, kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan sehingga terjadi keselarasan.
- Peraga yang digunakan bisa dibuat sendiri oleh guru dengan bahan yang murah ( barang-barang bekas) dan cepat, namun tetap menarik.
E. Motivasi
Motivasi penting bagi siswa karena bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Sebagai ilustrasi contoh : Archimedes sebagai salah satu ahli matematika yang terkenal pada jaman dahulu(287-212 sebelum masehi), dimana hasil karyanya masih dihargai sebagai hasil yang cemerlang dan penting pada jamannya., dia terkenal dengan penemuan mekanika yaitu metrode Archimedes untuk memompa air, lat pengungkit dan katrol, model pergerakan bintang dengan keakuratan sehingga dapat menjelaskan terjadinya gerhana matahari dan bulan. Mesin peranbg yang membuat takut para tentara romawi (yang juga membuat kematiannya). Baginya semua poenbemuannya hanya merupakan diversifikasi dari hasil main-mainnya dengan geometri, dari tulisannya yang tertinggal dia mengatakan bahwa semua ini adalah untuyk kepentingan penelitian matematika.
Pembelajaran matematika yang membuat siswa terlatih :
Belajar matematika hendaknya diarahkan untuk memberikan bekal kepada siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan baik. Kita juga mengupayakan siswa dapat terlatih dalam menggunakan konsep, menyelesaikan persoalan, dan dapat berpikir kritis, kreatif dan regulasi diri.
Siswa terlatih mengerjakan soal-soal.
Soal-soal diberikan kepada siswa sesuai dengan kemampuannya.Kita bisamengelompokkan siswa ke dalam tiga kelompok : mudah, sedang, dan sulit.Dalam pemberian latihan soal yang mudah dalam bentuk konseptual, soal yang sedang diarahkan ke bentuk aplikatif dan analisa sedangkan soal yang sulit diarahkan ke bentuk problem solving dan nalaria.
Siswa terlatih berfikir kritis, kreatif dan regulasi diri.
Pola piker kritis ditandai dengan akurat dan mencari akurasi, jelas dan minta kejelasan, tetap berpikir terbuka, menuntut jaminan dan responnya tepat.
Pola piker kreatif ditandai dengan terus mencoba dan pantang menyerah, mengerahkan segala usaha, dan menghasilkan sudut pandang baru.
Pola piker regulasi ditandai memantau proses berpikir, menyusun rencana dengan tepat, mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan, merespon umpan balik dengan baik, mengkaji efektifitas tindakan.
Teacher Guide. Majalah Profesional Guru, V.02. edisi 07.08. tahun 2008
METODE SEDERHANA MENGINTEGRASIKAN KTSP ACTIVE LEARNING :
1. Merumuskan ciri khas sekolah
Penentuan ini berdasarkan pada kondisi fisik sekolah (karakteristik siswa, konsumen sekolah, fasilitas yang tersedia), masyarakat sekitar, dan berbagai hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program pembelajaran. Kesemuannya itu harus dicermati, agar diperoleh program yang benar-benar actual.
2. Pengidentifikasian kompetensi
Dengan tersedianya KTSP yang telah dirancang, masih diperlukan penjabaran lebih terinci dan jelas menjadi tujuan-tujuan (indicator) yang dapat diamati dan diukur berdasarkan criteria tertentu.
3. Menentukan alat tolak ukur atas tujuan pembelajaran
Biasa disebut bukti assessmen. Bentuk asesmen ini tidak hanya tertulis. Sebab pendidikan sesungguhnya tidak hanya menilai hasil tetapi juga terutama proses mencapainya. Misal tolak ukurnya dilihat dari sikap ketika pembelajaran berlangsung.
4. Merancang strategi Instruksional dan system pengelolaan kelas.
Diperlukan kreativitas yang tinggi untuk menjabarkan kompetensi tujuan melalui penggunaan active learning.
Misalnya dengan penjelasan yang detail oleh guru dalam menyampaikan poko bahasan. Muylai dari pembukaan, ini biasanya dipakai seorang guru untuk menarik siswa agar dapat fokusdan termotivasi dalam mengikuti inti pembelajaran. Kegiatan inti seorang guru dituntut untuk kreatif menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan peralihan fungsi guru dari fasilitator menjadi mediator, juga menciptakan cooperative learning. Penutup, dipakai untuk menilai sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang sudah diberikan.
5. Menilai rancangan Instruksional
Penilaian dihadapkan pada beberapa aspek, antara lain validitas tujuan, tingkat criteria asesmen, strategi instruksional, dan system pengelolaan.
6. Memperbaiki kembali program
Berdasarkan umpan balik yang diperoleh melalui penilaian yang dilakukan, jika perlu dilakukan beberapa perbaikan dan perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar