PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG BERKESAN
Di susun dalam presentasi Pegawai Tetap Yayasan
I. PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, analisis, dan teori peluang. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang mendasar dan kuat sejak dini.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini bisa dikembangkan melalui belajar matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsep sehingga memungkinkan siswa terampil berpikir rasional.
Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
II. PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pembelajaran matematika sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menarik, dan kurang terkait dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini di sebabkan karena siswa :
- kurang berpikir kritis, dan teliti
- tekanan pada hafalan, berpegang pada buku dan menerima pelajaran secara pasif (pembelajaran berpusat pada guru)
- kurang kesadaran mengenai minat dan bakat
- kurang minat membaca buku
- belajar untuk ujian, mengejar angka dan nilai
Selain itu rendahnya hasil belajar matematika dapat disebabkan oleh faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif. Akibatnya siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematikanya. Guru-guru sering dihantui oleh selesai atau tidaknya topik-topik yang harus diajarkan dengan waktu yang tersedia. Akibatnya guru lebih suka mengajar dengan cara tradisional dengan hanya menggunakan metode ceramah serta meninggalkan cara pemecahan masalah. Disadari atau tidak kita masih menemukan situasi seperti itu di lapangan untuk itu sebagai seorang guru diperlukan strategi pembelajaran yang tepat.
III. PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu kiranya dicari solusi terbaik untuk siswa maupun guru, yaitu :
A. SISWA
Untuk mengatasi permasalahan yang berasal dalam diri siswa yaitu dengan meningkatkan motivasi belajarnya. Untuk mengatasi motivasi belajar matematika siswa yang masih rendah maka bisa dirangsang dengan metode pembelajaran yang tepat juga strategi pembelajaran yang menarik melalui pemakaian media interaktif sehingga pembelajaran yang berkesan dapat tercipta. Memotivasi siswa bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan siswa untuk melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita sebagai pendidik harus tahu bahwa siswa melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Kita mengenal ada tiga jenis atau tingkatan motivasi, yaitu:
(1) Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Siswa melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya siswa takut nilainya jelek dan akan dimarahi oleh orang tua dan guru, atau siswa takut tidak lulus ujian.
(2) Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Misalnya siswa mau rajin belajar matematika karena ingin meraih prestasi tertentu (menang lomba olimpiade matematika tingkat kecamatan, kabupaten atau propinsi).
(3) Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya belajar berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama teman atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Siswa yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya belajar bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (hadiah, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai cita-citanya.
Tugas pendidik dan orang tualah untuk dapat memupuk motivasi belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah. Ketika siswa sudah mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka akan sangat mudah bagi guru untuk mengarahkan dan memberikan materi, sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
B. GURU/PENDIDIK
Untuk dapat menyampaikan materi dengan menyenangkan guru membutuhkan metode mengajar yang tepat. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk setiap pelajaran atau bidang studi. Metode mengajar itu bisa diterapkan untuk setiap pelajaran. Karena itu guru akan dapat memahaminya tanpa suatu keahlian khusus. Tujuan dari penyajian bermacam – macam metode mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran matematika ialah agar kita, guru, memiliki pengetahuan yang luas tentang metode – metode dan memiliki ketrampilan untuk menerapkannya, khususnya dalam pengajaran matematika. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari tiap – tiap metode sangat penting agar kita dapat menerapkan metode itu dengan tepat, sehingga tujuan instruksional kita dapat dicapai secara optimal. Metode pembelajaran yang bisa digunakan yaitu : ceramah, ekspositori, latihan hafal (drill), latihan praktek (practice), tanya -jawab, demonstrasi, diskusi panel, “fish bowl”, seminar dan lain – lain), kegiatan lapangan, laboratorium, permainan, karyawisata, penemuan, inkuiri, pemecahan masalah, pemberian tugas, dan metode proyek. Saat ini metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode drill dan metode ceramah, kolaburasi kedua metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6.
Pembelajaran matematika yang menarik dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkatkan pula perhatian dan konsentrasi siswa terhadap pelajaran, sehingga akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar siswa dan membantunya tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajarinya. Guru harus bisa melaksanakan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Marilah kita bahas apa itu PAIKEM ?
1. Aktif
Guru harus bisa menciptakan suasana yang dapat merangsang siswa untuk dapat menyampaikan pendapat, gagasan, dan aktif untuk bertanya. Untuk itu guru harus menambah ilmunya dan terus belajar supaya pengetahuannya bertambah luas (hal ini bisa melalui pelatihan-pelatihan/ trainning, membaca buku dan lainnya). Belajar merupakan proses aktif dari si pembelajar (siswa) dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif untuk menerima kucuran ceramah dari guru tentang pengetahuan. Jika dalam pembelajaran siswa pasif maka ini akan bertentangan dengan hakekat pembelajaran. Pembelajaran tidak akan berhasil dan tidak berkesan.
2. Inovatif
Guru harus bisa menemukan cara baru yang sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya yang sekarang sedang dilakukan di kelas 6 SD Al-Jannah yaitu metode drill (latihan) dianggap metode yang tepat untuk diberlakukan di kelas VI saat ini mengingat sebentar lagi mereka harus mengikuti ujian tes UASBN yang merupakan ujian akhir penentu keberhasilan belajar mereka selama 6 tahun di jenjang sekolah dasar. W Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana Gestalt menegaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah sangat penting dalam pengajaran namun diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa. Karena ketika siswa sudah memahami tentang materi matematika maka latihan menghafal sangat diperlukan dengan semakin banyak siswa berlatih mengerjakan latihan soal diharapkan nilai mereka akan meningkat. Kelebihan dan kelemahan dari metode drill (latihan), yaitu :
Kelebihan :
a. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
a. Siswa cenderung belajar secara mekanis.
b. Dapat menyebabkan kebosanan.
c. Mematikan kreasi siswa.
d. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).
Dalam hal ini untuk mengeliminir kelemahan metode drill ini diatasi dengan pemberian latihan menggunakan media yang menarik, seperti media power point dengan modifikasi tampilan gambar bergerak juga pemberian soal yang bervariasi dan menantang, sehingga diharapkan siswa tidak bosan karena penyampaian latihan dengan cara yang menarik akan merangsang motivasi belajar siswa. Saat ini yang sedang diupayakan di kelas 6 SD Al-Jannah yaitu pembelajaran matematika dengan menggunakan in fokus, serta sistem latihan mengerjakan soal atau metode drill (latihan) yang dikemas dengan menggunakan program power point.
3. Kreatif
Dengan pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran maka akan terbentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya dan orang lain. Kreatif di sini dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Guru dapat membuat suatu media pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan menggunakan bahan yang ada di sekitarnya dan memamnfaatkan alam sebagai sumber belajar. Pembelajaran matematika yang menarik dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkatkan pula perhatian dan konsentrasi siswa dalam belajar, sehingga akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar siswa dan membantunya tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajarinya.
4. Efektif
Permasalahan yang ada di lapangan terkadang pembelajaran dengan games atau permainan menyita waktu yang banyak, sehingga waktu untuk bermain lebih banyak daripada waktu untuk belajar akibatnya pembelajaran tidak efektif. Guru sangat berperan di sini dan harus bisa mengarahkan pembelajaran supaya dapat berlangsung secara efektif. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain-main.
5. Menyenangkan
Menyenangkan merupakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa dapat mencurahkan perhatiannya secara penuh pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran matematika yang menarik dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkat pula perhatian dan konsentrasi siswa dalam belajar, sehingga akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung. Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar siswa dan membantunya tidak mudah melupakan apa yang telah dipelajarinya, karenanya melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan dalam pembelajaran dengan menekankan pada belajar melalui berbuat sehingga tidak mudah dilupakan dan akan selalu berkesan. Siswa dapat bermain sambil belajar. Siswa akan lebih mudah menyerap materi bila disampaikan dalam situasi yang santai. Beberapa cara untuk menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media :
- Brain Games
- Memberi tantangan
- Mathmagic
- Bernyanyi
- Cerdas tangkas
- Teka-teki
- Permainan kartu domino
- Permainan ular tangga
- Dan games yang menarik lainnya
Cara untuk menarik minat siswa, yaitu dengan :
1. Melibatkan siswa dalam setiap kegiatan dalam pembelajaran dengan mempraktekkan langsung, contohnya : mengajak siswa untuk mengukur luas kelas, keliling kelas, atau berbelanja ke pasar untuk belajar berhitung tentang penjumlahan atau pengurangan, sedangkan untuk kelas 6 bisa mulai diajak ke supermarket yang memberikan diskon kepada pelanggan sehingga siswa bisa belajar tentang hitungan dalam prosen, dan yang lainnya.
2. Guru mengatur kelas yang menarik dan memajang buku-buku literatur maupun bahan ajar, sehingga siswa jadi tertarik untuk membaca.
3. Guru mengajar secara kooperatif dan aktif merangsang pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat bereksplorasi dan menyampaikan gagasan-gagasannya. Guru bisa memancing keaktifan siswa dengan menggunakan media yang menarik .
4. Guru mendorong siswa untuk dapat menemukan sendiri cara memecahkan masalah. Guru membebaskan siswa untuk menjelaskan gagasannya sesuai dengan pemahamannya.
IV. PENUTUP
Dalam pembelajaran matematika yang harus diperhatikan adalah bahwa seorang pendidik haruslah menyukai dan menguasai materi matematika terlebih dahulu, karena mustahil guru dapat mengajarkan matematika yang berkesan bagi siswa jika gurunya sendiri tidak menyukai pelajaran matematika. Perlu dipilih strategi pembelajaran yang tepat supaya pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu menciptakan generasi yang cerdas dan bertaqwa. PAIKEM merupakan pembelajaran yang tepat untuk pelajaran matematika, asalkan dapat dijalankan secara terus menerus dan konsisten. Pembelajaran akan lebih bermakna bila pembelajaran itu berkesan bagi siswa dan tidak terlupakan karena mereka berperan aktif dalam pembelajaran. Semoga pembelajaran matematika di Al-Jannah dapat berlangsung dengan mengesankan di hati siswa sehingga terlahir siswa-siswa unggulan dan berprestasi, amin.
Demikianlah makalah ini saya buat semoga bermanfaat, mohon maaf atas segala kekurangan.
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/TEORI_MOTIVASI
M.Pd, Akhmad Sudrajat, 2008. February 6. Psikologi Pendidikan Teori Motivasi.Jakarta.
http:// www.google.com/
Margaret E. Bell Gredler, 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta : Rajawali Pers.
Teacher Guide.2008. Majalah Profesional Guru, V.02. edisi 07.08.
Peraturan Menteri No.22 tahun 2006.